“Kalau tidak dihukum ya tidak masuk perpustakaan” Sulit dipercaya, tapi itu adalah fakta, kata salah seorang siswa ketika mereka ditanya mengenai frekuensi kunjungan ke perpustakaan saat mereka melakukan pengembalian buku paket kemarin. Kita semua pasti perihatin khususnya pustakawan ketika kita mendengar perkataan ini, tapi inilah fakta. Peran perpustakaan dirasa masih kurang dalam rangka menarik minat baca siswa agar mereka mau membaca diperpustakaan. Sebenarnya kalau kita mencari penyebabnya itu ada banyak. Beberapa hal yang menyebabkan siswa malas untuk mengunjungi perpustakaan antar lain:
- Minat baca siswa itu sendiri yang rendah. Dorongan/ motivasi dari dalam diri untuk membaca itu kurang sehingga mereka tidak ingin pergi ke perpustakaan untuk membaca atau untuk meminjam buku. Disini solusinya adalah guru dapat merekomendasikan mereka mencari literatur/ referensi buku di perpustakaan untuk mengerjakan tugas dan kemudian guru juga dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat mengajar. Dengan demikian secara tidak langsung guru tersebut juga memperkenalkan dan memperlihatkan keadaan perpustakaan sehingga siswa berkunjung ke perpustakaan. Kemudian dari sisi perpustakaan juga dapat memberikan peraturan kenaikan siswa adalah dengan meminjam buku minimal 2x dalam satu tahun ajaran, hal ini memang terkesan agak memaksa namun lebih efektif dari pada banner promosi perpustakaan atau ajakan/ nasehat karena kalau cuma omongan biasanya masuk “telinga kanan keluar telinga kiri”
- Letak perpustakaan yang terlalu jauh dari kelas membuat mereka malas untuk berkunjung ke Perpustakaan. Kita mengetahui bahwa perpustakaan adalah jantung dari sekolah maka dari itu lokasinya pun harus strategis, yaitu ditengah-tengah sekolah atau pusat sekolah. Lokasi saja tidak cukup tetapi ukuran pun harus besar atau luas, hal ini sangat penting mengingat koleksi perpustakaan tiap tahun semakin bertambah banyak dan tentunya dengan ruang yang luas ini dapat digunakan untuk pengembangan perpustakaan selanjutnya. Solusinya jelas, yaitu memindah lokasi perpustakaan ke lokasi yang mudah diakses oleh siswa, guru dan karyawan.
- Fasilitas diperpustakaan yang sangat terbatas. Misalnya untuk jumlah komputer untuk internet yang sangat sedikit kemudian untuk meja baca dan kursi yang juga sedikit padahal siswa yang berkunjung terkadang sampai over load. Niat dari siswa untuk berkunjung sudah ada namun karena terbatas pada fasilitas yang minim dan ruang yang penuh maka mereka lebih memilih keluar perpustakaan. Untuk menambah jumlah komputer, meja dan kursi baca juga tidak mungkin karena terbatas pada ruang, ini kaitannya dengan luas perpustakaan sehingga kita berusaha memanajemen perpustakaan dengan ukuran yang ada dan tidak begitu luas ini agar tetap optimal. Solusinya pasti dengan penambahan fasilitas yang lebih banyak dan lengkap untuk mendukung kegiatan perpustakaan.
- Koleksi perpustakaan yang tidak up to date. Buku-buku yang sudah tua dan berdebu masih saja menjadi koleksi perpustakaan. Solusinya adalah kita telah melakukan penyiangan buku, yaitu memilah buku yang tidak pernah dipinjam untuk disiangi untuk ditaruh gudang. Disisi lain jika ada buku yang keluar maka kita harus memasukkan buku baru. Kita telah berusaha melakukan pengadaan buku khususnya buku request siswa namun kadang terhambat, jumlah dana yang keluar pun lama dan terbatas.
Jika kekurangan perpustakaan dapat ditutupi dengan baik dan solusi-solusi diatas dijalankan dengan baik tentunya dengan proses yang bertahap, maka tidak ada siswa yang malas untuk datang ke perpustakaan, pengunjung perpustakaan menjadi lebih banyak. Semakin sering berkunjunganya siswa ke perpustakaan berarti menandakan semakin akan haus bacaan. Disinilah terjadinya dinamika kegiatan perpustakaan untuk mencerdaskan siswa dan tentu saja akan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Salam,
Pustakawan SMA Kesatrian 1 Semarang